Wilayah Pantai Likupang Timur, memiliki potensi bencana gempa dan tsunami, karena terdapat sumber gempa di dekat wilayah tersebut.
Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana, dan Mendukung Likupang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, serta Likupang sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, BMKG selalu siap memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang cepat dan akurat.
Peringatan dini tsunami yang disebarluaskan oleh BMKG akan diterima oleh pemerintah daerah, para pemangku kepentingan dan masyarakat melalui beragam moda diseminasi, yaitu Aplikasi di HP “info BMKG. Dan Twitter, Facebook “info BMKG” dan beragam moda lainnya.
Dalam rangka upaya mitigasi bencana tsunami yang bertujuan memperkecil risiko bencana yang mungkin terjadi, maka perlu ada upaya konkrit dalam mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami.
Untuk itu, para pemangku kepentingan bidang kebencanaan perlu terus meningkatkan kemampuan, sarana dan prasarana dalam menghadapi tsunami. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon peringatan dini tsunami dari BMKG, penyiapan jalur dan rambu evakuasi, serta titik kumpul.
Dalam upaya merelisasikan upaya tersebut di atas, maka BMKG menyelenggarakan Sekolah Lapang Gempa Bumi pada 16-17 Juni 2021 di Kantor Desa Kalinaun, yang disertai penerapan protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19. Kegiatan ini diikuti oleh Pemerintah Desa Kalinaun, BPBD Minahasa Utara, Basarnas, pemangku kepentingan kebencanaan dan wakil kelompok masyarakat.
Tujuan kegiatan ini adalah agar masyarakat dapat meningkatkan kapasitasnya dalam pemahaman tentang pentingnya respon peringatan dini tsunami dari BMKG, memahami konsep evakuasi mandiri dan ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan sistem mitigasi tsunami di daerahnya dengan secara terlibat dalam penyusunan rencana evakuasi dan penyusunan prosedur tetap dalam merespon peringatan dini tsunami.
Selain itu, dalam kegiatan ini akan dibentuk Tim Siaga Bencana di Desa Kalinaun yang anggotanya terdiri dari warga masyarakat yang mampu dan aktif sebagai pengerak dalam penanggulangan bencana tsunami di daerahnya.